Jalur Kereta Api PgSM/SJS/PJKA Purwodadi - Gundih (1884-198x)
Setelah NIS sukses membangun jalur dari Semarang ke Solo dan Ambarawa, mulailah muncul investasi di bidang perkeretaapian yang ditandai munculnya berbagai maskapal kereta api swasta di berbagai tempat di Hindia Belanda. Salah satunya adalah maskapal PgSM (Poerwodadi Goendih Stoomtram Maatscappij) yang memperoleh konsensi untuk membangun dan mengelola jalur tram (tramweg) di sepanjang jalan raya Solo-Purwodadi mulai dari Stasiun Gundih sampai Stasiun Purwodadi PgSM (ada tiga stasiun besar di Kota Purwodadi, yaitu Stasiun Purwodadi milik PgSM, Stasiun Purwodadi lama milik SJS yang melayani lintas Demak-Blora, yang kemudian dipindahkan ke Stasiun Purwodadi baru yang masih ada sampai sekarang).
PgSM menyelesaikan pembangunan jalur ini pada tahun 1884 dan mengoperasikannya sampai sekitar tahun 1892 karena konsensi dan sarana kemudian dibeli oleh Maskapal SJS (Semarang Joana Stoomtram Maatschappij) yang menguasai konsensi berbagai jalur di pesisir utara Jawa antara Semarang dan Lamongan. SJS kemudian memperpendek jalur dan membelokkan jalur eksisting ke Stasiun Purwodadi baru milik SJS pada tahun 1914 sekaligus menutup Stasiun Purwodadi PgSM. Selain itu, di jalur ini pernah dibangun juga cabang untuk menyambungkan ke Stasiun Ngrombo setelah jalur Brumbung-Ngrombo-Gambringan selesai dibangun oleh StaatsSpoorwegen.
Jalur ini sempat bertahan sampai sekitar tahun 1980 an untuk petak antara cabang Ngrombo ke Purwodadi baru, namun untuk petak ke arah gundih kemungkinan sudah dimatikan lebih awal.
Stasiun Gundih NIS |
Penulis belum pernah mengunjungi jalur ini secara langsung, tapi nampaknya sudah tidak ada prasarana perkeretaapian yang tersisa di jalur ini, baik stasiun, sisa rel, maupun sinyal. Namun dari pengamatan citra satelit, tapak-tapak bekas jalur ini masih terlihat termasuk percabangan ke Ngrombo, dan Stasiun Purwodadi baru.
Komentar
Posting Komentar