Jalur Kereta Api SSS/KAI Sumatera Barat (DIVRE II) Bagian Pertama (1891-sekarang)
Pembangunan jalur kereta api di Sumatera Barat dimulai sejak akhir abad ke 19 seiiring ditemukannya potensi tambang batubara dan pengembangan perkebunan di berbagai wilayah di kawasan pegunungan Sumatera Barat. Jalur kereta api yang dibangun ditujukan awalnya sebagai sarana angkut batubara dari Ombilin ke pelabuhan Emmahaven (Muaro Padang) dan kemudian ke Teluk Bayur. Transportasi kemudian berkembang pula untuk angkutan penumpang yang menjadi moda transportasi utama dari Payakumbuh/Bukittinggi/Sawahlunto ke Padang dan Pariaman sebelum akhirnya mati suri kalah oleh transportasi roda karet seabad kemudian.
Pembangunan dan pengelolaan jalur kereta api di Sumatera Barat awalnya dilaksanakan oleh Sumatra StaatsSpoorwegen (SSS) yang kemudian dilanjutkan DKA/PJKA yang berevolusi sampai ke PT.KAI sekarang (Divisi Regional II). Jalur yang pertama kali dibuka adalah jalur dari Pulau Air ke Padang Panjang sejauh 71 Km diselesaikan pada tahun 1891, dan kemudian dilanjutkan ke jalur lainnya. Jalur cabang dari Lubukalung ke Pariaman diselesaikan tahun 1908, Pariaman ke Naras tahun 1911 dan Naras ke Sungailimau tahun 1917.
Pada saat ini, jalur kereta api di Sumatera Barat hanya menyisakan lintas Simpang Haru Padang ke Pariaman melewati Lubuk Alung sebagai jalur aktif yang masih tersisa, dan dilayani oleh kereta api Sibinuang. Selain itu juga ada lintas Indarung-Bukitputus yang difungsikan untuk angkutan semen. Namun demikian, Sumatera Barat saat ini menjadi wilayah yang paling sukses dalam reaktivasi masal jalur kereta dimana saat ini sedang dilakukan reaktivasi dari Lubukalung ke Kayutanam dan Padang Panjang, Pariaman ke Naras, dan perbaikan jalur dari Pulau Air ke Simpang Haru. Selain itu juga telah diselesaikan pembangunan jalur baru dari Stasiun Duku ke Bandara Internasional Minangkabau yang digadang-gadang menjadi intermoda transportasi bandara kedua setelah jalur Medan-Bandara Kualanamu. Beberapa Stasiun juga telah direnovasi dan diperbaiki seperti misalnya Stasiun Naras dan Stasiun Duku.
Sumber informasi lebih detil :
1. http://teraszaman.blogspot.co.id/2011/01/ular-besi-di-persimpangan-kereta-api.html
2. http://padangschebovenlanden01.blogspot.co.id/2012/09/ranah-minang-tempo-doeloe-stasiun.html
3. http://keretaapi-sumbar.blogspot.co.id/2014/10/sejarah-kereta-api-sumatera-barat.html
4. http://sumaterarailways.blogspot.co.id/2016/01/sejarah-perkeretaapian-sumatera-barat.html
5. http://www.rahmanvansupatra.my.id/2014/12/perdebatan-jalur-kereta-api-di-sumbar.html
Komentar
Posting Komentar