Jalur Kereta Api SS/KAI Bogor - Padalarang (1882 - Sekarang)
Jalur kereta api Bogor - Padalarang adalah jalur kereta api yang menghubungkan Stasiun Bogor di Kota Bogor dan Stasiun Padalarang di Kabupaten Bandung Barat melintasi Kota Sukabumi dan Kota Cianjur. Jalur ini adalah bagian dari lintas selatan Pulau Jawa yang pada akhir abad ke 19 merupakan jalur utama yang menghubungkan Jakarta dan Yogyakarta. Dalam perjalanannya jalur ini sering mengalami proses aktif - non aktif yang disebabkan antara lain sarana dan prasarana perkereta apian yang kurang terawat dan kerawanan bencana yang tinggi, utamanya longsor. Saat ini jalur dikelola oleh PT KAI DAOP 1 mulai dari Bogor sampai Sukabumi dan DAOP II mulai dari Sukabumi sampai Padalarang.
Pelayanan kereta di jalur ini pada masa PT. KAI dilayani oleh Kereta api lokal Bumi Geulis dari Bogor ke Sukabumi dan Kereta Api Lokal Cianjuran dari Sukabumi ke Padalarang. Adanya kejadian longsor di Lampegan pada tahun 2001 menyebabkan layanan kereta dari Sukabumi ke Bandung dihentikan dan menyusul dari Bogor ke Sukabumi pada tahun 2006, sehingga praktis dari tahun 2006 jalur ini berstatus non aktif. Tingginya animo masyarakat kemudian menggugah PT.KAI untuk mengaktifkan kembali petak Bogor - Sukabumi pada tahun 2008, namun kembali dihentikan operasinya sekitar tahun 2010-2011 akibat kerusakan rangkaian kereta dan tidak ada rangkaian cadangan. Reaktivasi jalur ini baru dilakukan pada akhir tahun 2013 dengan adanya pelayanan Kereta Api Pangrango/Siliwangi dari Bogor ke Sukabumi, yang kemudian diperpanjang ke Cianjur pada pertengahan 2014 dengan perjalanan 3x setiap hari. Sedangkan untuk petak Cianjur ke Padalarang awalnya akan diaktifkan pada tahun 2014 dan dilayani oleh Kereta Kian Santang, namun karena adanya longsor di Cisokan sehingga harus mundur dan sampai pertengahan 2015 masih belum ada kejelasan kapan akan diaktifkan kembali.
Dalam sejarahnya, jalur ini dibangun oleh StaatsSpoorwegen (SS) pada tahun 1882 sebagai kelanjutan pembangunan Jalur Kereta api Jakarta - Bandung yang diinisiasi oleh NIS. Namun karena NIS mengalami kesulitan keuangan pada tahun 1875 sebagai ekses pembangunan jalur kereta Jakarta - Bogor, maka pemerintah Hindia membentuk SS dan melanjutkan pembangunan jalur ke arah Bandung. Jalur Bogor - Bandung praktis terhubung pada tahun 1884.
Adapun untuk jumlah dan perkembangan Stasiun sejak masa kolonial sampai sekarang, sebagian besar masih utuh dan mempertahankan bentuk bangunan asli (walaupun beberapa stasiun sudah dinonaktifkan),kecuali satu halte yang sudah hilang di petak antara Paledang dan Batutulis, yaitu pemberhentian Tanjakan Empang,
UPDATE MARET 2022
Pelayanan kereta di jalur ini pada masa PT. KAI dilayani oleh Kereta api lokal Bumi Geulis dari Bogor ke Sukabumi dan Kereta Api Lokal Cianjuran dari Sukabumi ke Padalarang. Adanya kejadian longsor di Lampegan pada tahun 2001 menyebabkan layanan kereta dari Sukabumi ke Bandung dihentikan dan menyusul dari Bogor ke Sukabumi pada tahun 2006, sehingga praktis dari tahun 2006 jalur ini berstatus non aktif. Tingginya animo masyarakat kemudian menggugah PT.KAI untuk mengaktifkan kembali petak Bogor - Sukabumi pada tahun 2008, namun kembali dihentikan operasinya sekitar tahun 2010-2011 akibat kerusakan rangkaian kereta dan tidak ada rangkaian cadangan. Reaktivasi jalur ini baru dilakukan pada akhir tahun 2013 dengan adanya pelayanan Kereta Api Pangrango/Siliwangi dari Bogor ke Sukabumi, yang kemudian diperpanjang ke Cianjur pada pertengahan 2014 dengan perjalanan 3x setiap hari. Sedangkan untuk petak Cianjur ke Padalarang awalnya akan diaktifkan pada tahun 2014 dan dilayani oleh Kereta Kian Santang, namun karena adanya longsor di Cisokan sehingga harus mundur dan sampai pertengahan 2015 masih belum ada kejelasan kapan akan diaktifkan kembali.
Dalam sejarahnya, jalur ini dibangun oleh StaatsSpoorwegen (SS) pada tahun 1882 sebagai kelanjutan pembangunan Jalur Kereta api Jakarta - Bandung yang diinisiasi oleh NIS. Namun karena NIS mengalami kesulitan keuangan pada tahun 1875 sebagai ekses pembangunan jalur kereta Jakarta - Bogor, maka pemerintah Hindia membentuk SS dan melanjutkan pembangunan jalur ke arah Bandung. Jalur Bogor - Bandung praktis terhubung pada tahun 1884.
Suasana Stasiun Sukabumi Tahun 2015 |
Adapun untuk jumlah dan perkembangan Stasiun sejak masa kolonial sampai sekarang, sebagian besar masih utuh dan mempertahankan bentuk bangunan asli (walaupun beberapa stasiun sudah dinonaktifkan),kecuali satu halte yang sudah hilang di petak antara Paledang dan Batutulis, yaitu pemberhentian Tanjakan Empang,
UPDATE MARET 2022
Per Tahun 2022, layanan kereta api di lintas ini telah diaktifkan dan diselesaikan proses upgradenya sampai Stasiun Cipatat. Dengan demikian di segmen Cianjur - Padalarang kini hanya menyisakan petak Cipatat - Tagogapu - Padalarang yang belum direaktivasi. Terdapat dua opsi yang muncul terkait dengan penyelesaian aktivasi Cipatat - Padalarang, Pertama, dibangun jalur baru yang terhubung dengan Stasiun Cilame di Lintas Padalarang - Purwakarta, atau kedua, tetap memperbaiki jalur eksisting dengan merekayasa sebagian jalur sehingga lebih landai dan mampu dilalui lokomotif yang operasional sekarang. Belum jelas opsi mana yang akan diambil.
Adapun layanan perkeretaapian di lintas ini sekarang masih dilayani Kereta Pangrango dari Sukabumi ke Bogor PP (kini melayani naik turun di Stasiun Bogor, selain di Stasiun Bogor Paledang), dan Kereta Siliwangi dari Sukabumi ke Cipatat PP.
Komentar
Posting Komentar