Jalur Kereta Api NIS/SS/KAI Manggarai - Bogor (1869 - sekarang)
Jalur Kereta Api Manggarai - Bogor adalah jalur kereta api yang menghubungkan Stasiun Manggarai di Jakarta dan Stasiun Bogor di Kota Bogor, Jawa Barat. Jalur kereta ini melintasi antara lain Kota Depok dan wilayah Cibinong yang sekarang menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Bogor. Jalur ini dibangun oleh NIS pada tahun 1869 dan diselesaikan pada tahun 1873. Pada awalnya lebar rel yang akan digunakan adalah standar gauge seperti jalur Semarang - Solo - Yogyakarta milik NIS, tapi kemudian diubah oleh Pemerintah Hindia Belanda menjadi cape gauge dan berlanjut sampai sekarang.
Pada awalnya jalur ini merupakan jalur utama kereta api lintas selatan yang menghubungkan Jakarta dan Yogyakarta melalui Bogor dan Bandung (sebelum jalur milik SS ke Cirebon dan Kroya dibangun). Konfigurasi jalur nya sendiri juga belum seperti sekarang, ketika dibangun pertama kali, Stasiun Manggarai belum dibangun, sehingga rute yang ada adalah dari Halte Pasar Ikan - Stasiun Batavia NIS (Batavia Noord/sekarang menjadi tempat parkir BNI 46) - Halte Sawah Besar - Halte Noordwijk (Juanda) - Halte Koenigsplein (Gambir, tapi waktu itu Stasiun Gambir belum dibangun) - Stasiun Meester Cornelis NIS ( sekarang Dipo Bukit Duri) - Halte Pasar Minggu - Halte Lenteng Agung - Halte Pondok Cina - Halte Citayam - Halte Bojonggede - Halte Cilebut - Stasiun Bogor NIS (posisinya di timur Stasiun Bogor sekarang yang dibangun SS). Kemudian pada tahun 1913 seiring dengan pengalihan pengelolaan jalur kereta api di Batavia dan sekitarnya, dimana aset dan jalur milik BOS dan NIS diakuisisi oleh SS, maka konfigurasi jalur pun diubah, Sebelumnya dan pada saat yang bersamaan, SS telah membangun beberapa stasiun baru seperti Manggarai (tahun 1914) dan Bogor SS ( tahun 1881, dilanjutkan pembangunan jalur Bogor - Sukabumi) yang warisannya berlanjut sampai sekarang.
Saat ini, jalur dikelola oleh PT KAI DAOP 1 Jakarta dan melayani berbagai jenis angkutan kereta mulai dari angkutan penumpang jarak jauh, angkutan barang dan angkutan commuter berbasis kereta listrik (KRL Commuter Line). Lintas Bogor - Manggarai bahkan disterilkan dari angkutan penumpang jarak jauh dan hanya melayani angkutan barang (Semen, air kemasan) dan angkutan komuter. Keberadaan stasiun dan halte juga berkembang antara lain dengan dibangunnya stasiun baru seperti Tebet, Cawang, Duren Kalibata, Pasar Minggu Baru, Tanjung Barat, Universitas Pancasila, Depok Baru dan Universitas Indonesia. Selain stasiun yang ada sekarang, dulu juga pernah ada dua buah halte yang sekarang sudah hilang, yaitu halte Pondok Terong dan Halte Kebon Pedes. Ke depan direncanakan diantara Stasiun Cilebut dan Bogor akan dibangun stasiun baru bernama Sukaresmi yang fungsinya antara lain untuk stabling rangkaian KRL yang jumlahnya terus meningkat dari waktu ke waktu. Beberapa stasiun tua juga mengalami pembongkaran dan renovasi sehingga bangunan aslinya sudah hilang seperti Stasiun Pasar Minggu, Lenteng Agung, Pondok Cina dan Depok. Adapun stasiun tua yang masih utuh bangunan aslinya adalah Stasiun Citayam, Bojonggede dan Cilebut.
Sumber :
1. http://heritage.kereta-api.co.id/
Pada awalnya jalur ini merupakan jalur utama kereta api lintas selatan yang menghubungkan Jakarta dan Yogyakarta melalui Bogor dan Bandung (sebelum jalur milik SS ke Cirebon dan Kroya dibangun). Konfigurasi jalur nya sendiri juga belum seperti sekarang, ketika dibangun pertama kali, Stasiun Manggarai belum dibangun, sehingga rute yang ada adalah dari Halte Pasar Ikan - Stasiun Batavia NIS (Batavia Noord/sekarang menjadi tempat parkir BNI 46) - Halte Sawah Besar - Halte Noordwijk (Juanda) - Halte Koenigsplein (Gambir, tapi waktu itu Stasiun Gambir belum dibangun) - Stasiun Meester Cornelis NIS ( sekarang Dipo Bukit Duri) - Halte Pasar Minggu - Halte Lenteng Agung - Halte Pondok Cina - Halte Citayam - Halte Bojonggede - Halte Cilebut - Stasiun Bogor NIS (posisinya di timur Stasiun Bogor sekarang yang dibangun SS). Kemudian pada tahun 1913 seiring dengan pengalihan pengelolaan jalur kereta api di Batavia dan sekitarnya, dimana aset dan jalur milik BOS dan NIS diakuisisi oleh SS, maka konfigurasi jalur pun diubah, Sebelumnya dan pada saat yang bersamaan, SS telah membangun beberapa stasiun baru seperti Manggarai (tahun 1914) dan Bogor SS ( tahun 1881, dilanjutkan pembangunan jalur Bogor - Sukabumi) yang warisannya berlanjut sampai sekarang.
Stasiun Bojonggede |
Saat ini, jalur dikelola oleh PT KAI DAOP 1 Jakarta dan melayani berbagai jenis angkutan kereta mulai dari angkutan penumpang jarak jauh, angkutan barang dan angkutan commuter berbasis kereta listrik (KRL Commuter Line). Lintas Bogor - Manggarai bahkan disterilkan dari angkutan penumpang jarak jauh dan hanya melayani angkutan barang (Semen, air kemasan) dan angkutan komuter. Keberadaan stasiun dan halte juga berkembang antara lain dengan dibangunnya stasiun baru seperti Tebet, Cawang, Duren Kalibata, Pasar Minggu Baru, Tanjung Barat, Universitas Pancasila, Depok Baru dan Universitas Indonesia. Selain stasiun yang ada sekarang, dulu juga pernah ada dua buah halte yang sekarang sudah hilang, yaitu halte Pondok Terong dan Halte Kebon Pedes. Ke depan direncanakan diantara Stasiun Cilebut dan Bogor akan dibangun stasiun baru bernama Sukaresmi yang fungsinya antara lain untuk stabling rangkaian KRL yang jumlahnya terus meningkat dari waktu ke waktu. Beberapa stasiun tua juga mengalami pembongkaran dan renovasi sehingga bangunan aslinya sudah hilang seperti Stasiun Pasar Minggu, Lenteng Agung, Pondok Cina dan Depok. Adapun stasiun tua yang masih utuh bangunan aslinya adalah Stasiun Citayam, Bojonggede dan Cilebut.
Sumber :
1. http://heritage.kereta-api.co.id/
Komentar
Posting Komentar